Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan


 Pengajaran kitab kuning di pesantren merupakan tradisi yang telah lama ada dan terus berkembang hingga sekarang. Kementerian Agama mulai tingkat kabupaten/kota hingga pusat secara rutin menyelenggarakan Musabaqah Qiroatul Kutub (MKQ).

Di tahun 2021 ini, dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, Kanwil Kemenag Provinsi Banten menyelengggarakan MQK tingkat provinsi Banten. Dua peserta asal Tangsel, El Maraghi Saturo Muhammad, santri kelas II Madrasah Darus-Sunnah Ciputat, meraih juara I cabang kitab al-Ajurumiyyah, dan Ismail Hasani Gadi, santri kelas IV Madrasah Darus-Sunnah, meraih juara 2 cabang kitab Sulam Taufiq.

Saksikan bincang-bincang kami bersama Kasi Pakis Kemenag Tangsel, H. M. Edi Suharsongko, S.Ag., M.Pd., bersama juara 1 MQK tingkat provinsi Banten cabang kitab al-Ajurumiyyah, El Maraghi Saturo Muhammad, dipandu oleh Host, Drs. Minhuda, M.M., hanya di "Kemenag Tangsel Podcast."

https://youtu.be/sgEuYFxIWKc

Share:

"SEMINAR HASIL PENELITIAN SUMBER BELAJAR DIGITAL DI MA'HAD ALY".



Hotel Santika Bintaro           

  (Kemenag Tangsel).

Kegiatan seminar yang diadakan oleh Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI tanggal 3-4 November 2021 mengangkat  tema "SEMINAR HASIL PENELITIAN SUMBER BELAJAR DIGITAL DI MA'HAD ALY".

Di era teknologi yang berkembang pesat  seperti sekarang ini dimana proses  kegiatan belajar dan mengajar di semua level, MI/SD, Mts/ SMP, MA/SMA, dan Perguruan Tinggi menggunakan teknologi sebagai media belajar adalah suatu keniscayaan.

Mahad Aly adalah perguruan tinggi keagamaan islam yang  menyelenggarakan pendidikan akademik dalam bidang penguasaan ilmu agama islam (tafaqquhfiddin) berbasis kitab kuning yang diselenggarakan oleh pondok pesantren adalah  bagian dari pendidikan tinggi yang tidak bisa lepas dari teknologi tersebut.

Hadir dalam seminar  itu sebanyak 6 orang peneliti, 2 orang Nara Sumber dan dan 37 orang peserta dari unsur kantor kemenag, dosen dan para kyai dari pondok pesantren, total  peserta 47 orang (Nara Sumber, peneliti dan peserta)

Dalam sambutannya Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat  Kementerian Agama RI Ir. Hj. Sunarini, M.kom mengatakan bahwa sudah menjadi suatu keharusan penggunaan teknologi sebagai media belajar di era seperti  sekarang ini, teknologi memudahkan dalam belajar, kelangkaan Sumber Belajar bisa dicari dengan teknologi digital, dan laporan áPenelitian ini akan dijadikan formula untuk kemudian dikirim ke Pendis Kementerian Agama RI, demikian sambutan Kapuslitbang. 












Panitia Husen Hasan Basri dalam pembukaan mengatakan bahwa tujuan darii kegiatan ini untuk mendiskusikan hasil penelitian dan targetnya adalah mendapatkan makalah bahan penelitian baik secara kualitatif maupun  kuantitatif dari sisi metodologinya.

Berapa peneliti memaparkan hasil penelitiannya di beberapa Mahad Ally:

1.  Dr. Ahmad Murtadho.

     Bahwa salah satu penguatan Islam di Solo adalah dengan memperkuat teknologi digital sebagai media belajar, reformasi harus di mulai dari Pontren itu sendiri meliputi model rekrutmen mahasantri, sistem pembayaran, serta pengisian nilai hasil perkuliahan. Hal ini akan memjadi budaya digital di Pontren tersebut.

2. Dr. Saripudin.

     Kita hidup di era digital sehingga kehidupan tidak bisa terhindarkan dengan  menggunaan mesin- mesin digital tersebut, di tahun 2015  mahasiswa  di Indonesia berada pada posisi ke dua dalam penggunakaan teknologi tersebut. Tetapi  dalam konteks Mahad Aly mahasantri sangat kekurangan fasilitas internet sehingga sulit mengembangkan literasi dari  teknologi digital tersebut.

3. Dr. Munawiroh, M.Pd.

Pada Mahad Aly Kebon jambu tidak semua mahasantri di perkenankan menggunakan media digital dalam mencari informsi yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar seperti hp, fb, wa, para Kyai dan Perpustakaan merupakan sumber belajar utama.

4. Dr. Nuraliyah.

Di Mahad Aly TBS Kudus , kitab- kitab belum bisa di dapat secara digital, kitab- kitab ilmu falak masih sulit di dapatkan dan kebanyakan terbitan luar negeri, manuskrip tua dan mudah rusak.

Usai peneliti memaparkan pandangan dan hasil penelitiannya salah seorang Nara Sumber Dr  Khairan  mengevaluasi dan mengungkapkan pendapat sesuai kapasitas keilmuannya. Kesan yang disampaikan meliputi:

a. Subjektivitas dan objektivitas dalam penelitian.

b. Makalah seharusnya jangan seperti judul buku, harus ada kesan masalah dan menimbulkan masalah untuk di cari solusi.

c. Penelitian harus berangkat dari payung hukum sebagai dasar berupa undang- undang, peraturan-peraturan pendidikan, dan payung hukum pontren.

"Silakan koordinator peneliti merubah mana yang harus di rubah termasuk cara penulisan harus sesuai dengan EYD"', demikan Nara Sunber menambahkan, acaa ditutup kemudian seluruh peserta seminar diperbolehkan kembali ke rumahnya masing- masing. (#Huda-P# )

Share:

Popular Products

Jadwal Sholat

Recent Posts